Mendengar kata pemimpin tentu yang terbayang adalah mereka yang menjalankan roda pemerintahan seperti presiden, atau para direktur yang memastikan bisnis perusahaannya berjalan lancar. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari sebagai pelajar atau mahasiswa, kita juga menemukan banyak pemimpin. Sebut saja, ketua kelas, ketua OSIS, ketua BEM hingga dalam taraf kecil, ketua kelompok belajar atau tugas. 

Terkadang, kita mengajukan segudang alasan untuk menolak ketika ditunjuk menjadi pemimpin. Tidak heran, menjadi pemimpin memang tugas yang cukup berat. Tetapi, menurut Sean Covey, penulis berbagai buku motivasional seperti The 7 Habits of Highly Effective Teens, menjadi pemimpin adalah sebuah tugas mulia. 

"Sebab kita bisa mengarahkan orang ke jalan yang lebih baik. Kita punya kekuatan untuk mengubah orang lain ke arah yang kita inginkan demi mencapai tujuan bersama," kata Covey dalam seminar dan peluncuran buku terbarunya The 4 Disciplines of Execution di Financial Club, Grha Niaga, Jakarta, Rabu (12/12/2012). 

Perubahan perilaku, kata Covey, merupakan salah satu strategi yang perlu diambil untuk mencapai tujuan. Pemegang gelar MBA dari Harvard Business School itu menegaskan, untuk menyelesaikan suatu tugas, tidak jarang kita harus mengubah banyak orang yang bekerjasama dengan kita. Sebuah survei memperlihatkan, sekira 65 persen inisiatif dalam kelompok kerja membutuhkan perubahan perilaku yang signifikan pada anggota kelompoknya.

"Di sinilah beratnya tugas pemimpin. Bayangkan, mengubah diri sendiri saja sulit, apalagi mengubah orang lain," imbuhnya. 

Menjadi pemimpin juga berarti menentukan tujuan yang harus dicapai kelompok kita dan bagaimana strategi eksekusi yang paling efektif untuk tujuan tersebut. Sayangnya, sering kali, seorang pemimpin memiliki satu ide dan tujuan brilian namun kebingungan dalam menentukan strategi yang akan diambilnya. Belum lagi faktor tanggung jawab sehari-hari yang harus diselesaikan anak buah turut menjadi penghambat suksesnya pencapaian goal tersebut. Padahal, semua anggota tim harus melakukan upaya maksimal demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi. 

Nah, jika kita kebetulan ditunjuk menjadi pemimpin kelompok, baik besar atau kecil, tidak perlu gusar. Dalam buku terbarunya, pria kelahiran 17 September 1964 itu punya empat formula yang dapat diterapkan agar kita mampu mengeksekusi strategi hingga mencapai hasil yang diinginkan. Tentu saja, eksekusi strategi ini perlu kita lakukan bersama-sama dengan anggota kelompok lainnya. 

1. Focus on the Wildly Important 

Ini merupakan langkah pertama yang sangat vital dalam dinamika organisasi. Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan anggotanya untuk memfokuskan pekerjaan pada hal-hal yang sangat penting. Dia harus mampu menciptakan suasana agar setiap anggota tim memberikan upaya terbaik terhadap beberapa tujuan yang paling penting, daripada sekedar memberikan upaya yang biasa-biasa untuk beragam tujuan.

Menurut Covey, akan lebih banyak ide bagus pada sebuah organisasi ketimbang kemampuan untuk mengeksekusinya. Dia mengilustrasikan jika seorang pemimpin memberi dua hingga tujuan yang harus dicapai anak buahnya, maka kemungkinan besar semua tujuan akan tercapai dengan maksimal. Jika dia menetapkan 4-10 tujuan, hanya satu atau dua tujuan yang akan tercapai. Dan jika lebih banyak lagi tujuan yang ditetapkan, misalnya 11 hingga 20 buah, tidak akan ada satu pun yang diselesaikan. 

"Eksekusi hebat untuk ide tidak terlalu hebat lebih baik ketimbang eksekusi biasa saja untuk sebuah ide brilian," ujar Covey. 

2. Act on the Lead Measures 

Prinsip kedua adalah, sebagai pemimpin kita harus mampu menentukan hal-hal apa saja yang dapat menggerakkan kita dan tim untuk mencapai tujuan. Jika sudah ketemu, maka selanjutnya kita harus fokus bekerja pada hal-hal tersebut.

Alumnus Sastra Inggris dari Brigham Young University (BYU), tersebut menjabarkan, lead measuresadalah hal-hal yang memprediksi hasil. Jika lead measures berubah, maka kita bisa memprediksikan bahwa ukuran hasil yang akan kita capai pun akan berubah. Selain itu, lead measures juga dapat dipengaruhi secara langsung oleh tim. 

"Artinya, tim bisa mencapai lead measures tanpa ketergantungan dengan tim lain," tuturnya. 

3. Keep a Compelling Scoreboard

Prinsip ini berarti seorang pemimpin harus mencatat pencapaian tim dan anggotanya dalam papan skor. Selain itu, dia juga harus memastikan setiap orang mengetahui hasil pencapaiannya secara mudah setiap saat.

Covey memaparkan, papan nilai ini diperuntukkan bagi sleuruh anggota tim. Angka-angka dalam papan nilai ini akan memotivasi anggota tim untuk bekerja lebih giat lagi. Mereka yang mengetahui sedang dalam "kekalahan", tentu akan mencari strategi untuk menang. 

"Untuk mendorong eksekusi, kita membutuhkan papan nilai yang memiliki beberapa grafik sederhana; di sinilah seharusnya kita berada, dan di sinilah kita saat ini berada. Dalam lima detik atau kurang, siapa pun bisa memastikan apakah sedang menang atau kalah," paparnya. 

4. Create a Cadence of Accountability

Seorang pemimpin harus mampu menciptakan irama akuntabilitas, yakni sebuah siklus berulang yang menunjukkan kinerja masa lalu dan rencana untuk menggerakkan skor ke depan. 

"Akuntabilitas dalam tim dibagi bersama. Kita membuat komitmen, lalu kita bertanggung jawab pada atasan. Tetapi yang lebih penting, kita bertanggung jawab pada satu sama lain, sesama anggota tim," ujar Covey. 

Praktik prinsip keempat ini adalah dengan melakukan pertemuan secara rutin untuk menjaga akuntabilitas setiap orang dalam pencapaian Wildly Important Goals. Rapat rutin yang dihadiri seluruh anggota tim akan mengingatkan kembali apa saja yang menjadi tujuan utama kita di samping berbagai tugas keseharian yang harus kita tunaikan. 

"Hasil yang dapat kita capai dengan disiplin mengadakan rapat sekali seminggu membahas sebuah sasaran selama jangka waktu yang panjang ternyata sangat menakjubkan," tutur Covey.

Keempat formula ini dapat membantu setiap pemimpin membawa timnya mencapai hasil dengan melakukan eksekusi atas strategi yang telah ditetapkan dengan mengubah perilaku setiap anggota tim. Meski demikian, prinsip-prinsip ini juga dapat diimplementasikan pada skala individu. Sekarang, sudah siap menjadi pemimpin, kan?

Jangan sampai ketinggalan info terbaru! Yuk berlangganan via Email

Sebelumnya
Newer Post
Selanjutnya
Older Post