Hubungan orang tua dan anak bisa menjadi sangat rumit. Sementara orang tua berusaha menjadi baik, anak juga berusaha agar bisa membanggakan orang tua. Namun rasa tak puas terkadang membuat orang tua tak segan mengeluarkan kalimat yang bisa berdampak buruk pada anak mereka. Seperti apa? Ini dia daftarnya, seperti dilansir oleh Times of India(07/12).

1. Saat seumurmu aku dulu lebih bertanggung jawab

Membandingkan anak dengan diri Anda di masa lalu adalah kesalahan besar yang sering dilakukan para orang tua. Hal ini bisa membuat mereka rendah diri dan tidak percaya diri dengan kemampuan mereka. Secara tak langsung Anda juga memberikan gambaran 'kesempurnaan' yang harus dicapai anak.

2. Kau selalu membuat keputusan yang salah

Kesalahan yang dibuat anak adalah salah satu cara mereka belajar. Semua orang boleh melakukan kesalahan untuk belajar, selama kesalahan itu tidak membahayakan mereka atau orang lain. Kalimat ini biasanya muncul ketika anak salah memilih, misalkan salah memilih jurusan studi, memilih pekerjaan, atau lainnya. Orang tua tak berhak menghakimi apakah mereka telah atau selalu membuat keputusan salah. Lagipula, kata 'selalu' akan menempel pada otak anak Anda dan terus terulang setiap kali dia melakukan kesalahan.

3. Kenapa kau tak bisa seperti saudara-saudaramu?

Lagi-lagi, perbandingan yang dibuat oleh orang tua, kesalahan besar yang sudah umum dilakukan. Ingat bahwa setiap anak adalah istimewa. Membandingkan adalah kesalahan besar yang akan mematikan keistimewaan mereka. Tak ada yang lebih baik, masing-masing anak memiliki kemampuan, perilaku, dan bakat tersendiri. selain itu, ini juga bisa membuat pertengkaran antar saudara kandung.

4. Tinggalkan aku sendiri

Pada saat tertentu, orang tua kadang ingin merasa sendiri. Entah untuk berpikir, istirahat, atau hal serius lainnya. Anak, di lain sisi, kadang tak peduli atau tak tahu mengenai hal ini. Dengan membentak 'Tinggalkan aku sendiri!' Anda akan membuat anak merasa tidak diinginkan, dibenci, ditinggalkan, dan prasangka buruk lainnya. Jika Anda ingin waktu sendiri, coba jelaskan padanya dengan baik. Tunjukkan kesabaran dan hindari mengatakan hal buruk padanya.

5. Kau hausnya malu pada dirimu sendiri

Mengatakan hal ini pada anak-anak? Sungguh buruk dan kasar. Anak-anak kadang bertingkah nakal, kadang juga kelewatan dan hampir bisa dibilang 'jahat'. Namun kembali lagi, mereka hanya anak-anak, bisa jadi mereka tak tahu apa yang mereka lakukan sudah melewati batas. Dibanding kata kasar ini, Anda bisa memberikan pengertian melalui cara yang lebih halus untuk menunjukkan hal yang benar dan salah.

6. Kau persis ayahmu/ ibumu

Tak semua hubungan pernikahan berakhir bahagia. Beberapa juga berakhir pada perceraian. Jika perceraian terjadi, anak selalu menjadi korban yang paling banyak menanggung rasa sakit. Jadi ketika dia membuat masalah, lebih baik jangan tambahi rasa sakitnya dengan mengatakan 'Kau persis seperti ayahmu/ ibumu' dengan penuh kebencian. Jika ini dilakukan, anak akan kehilangan rasa hormatnya pada Anda.

7. Kau selalu bisa menemukan cara untuk menyakitiku

Ada kalanya anak-anak menyakiti orang tua mereka dengan melakukan hal yang tak diinginkan orang tua. Beberapa melakukannya dengan tak sengaja, sementara lainnya terkadang melakukannya dengan sengaja. Meski begitu, sebagai orang tua, mengatakan hal ini sangat tidak bijak. Mengatakan hal ini juga akan membuatnya merasa bersalah terus-menerus. Dia mungkin akan menuruti Anda sepanjang hidupnya, namun jadi tidak bahagia.

8. Lebih baik aku tak punya anak daripada punya anak sepertimu

Kalimat di atas sangat ekstrem dan hanya bisa dikatakan ketika kemarahan sudah mencapai puncak. Namun dampaknya juga bisa jadi sangat dalam bagi anak Anda. Ini adalah kalimat yang paling menyakitkan bagi anak-anak. Apapun yang terjadi, jangan sampai mereka merasa Anda telah menyesal melahirkan mereka. Kalimat ini sama saja dengan ketika anak mengatakan "Lebih baik aku tidak lahir daripada dilahirkan oleh orang tua seperti kalian!" Bagaimana, sangat menyakitkan bukan?

9. Jauhi teman-teman berandalmu itu

Orang dewasa seringkali juga tak memilih-milih teman, sama seperti anak-anak. Bedanya, orang dewasa tahu kapan harus menjauh dari teman yang salah. Teman bagi seorang anak, atau remaja, adalah dunia mereka. Menolak teman-teman mereka sama saja seperti menolak diri mereka. Anda tak bisa langsung menyuruh mereka mencari teman lain.

Sebagai orang tua, adalah sebuah kewajiban untuk membimbing anak. Namun, selalu ingat untuk bersikap sabar, bijak, dan menggunakan kata-kata lembut. Ada baiknya diam jika kemarahan Anda sudah sampai ubun-ubun, daripada harus mengeluarkan kata-kata keras yang bisa melukai anak.

Jangan sampai ketinggalan info terbaru! Yuk berlangganan via Email

Sebelumnya
Newer Post
Selanjutnya
Older Post